Minggu, 25 Maret 2012

All About Translation


(Hasil Wawancara Bersama H.Taufiqurrahman, MA)
Menerjemah ialah suatu pekerjaan yang membosankan, karena penulis tidak berekspresi secara bebas dan terikat dengan penulis,sebisa mungkin penerjemah harus bisa mengungkapkan pesan-pesan yang akan di sampaikan oleh penulis, serta membutuhkan waktu yang banyak, hal itulah yang pertama kali di utarakan oleh penerjemah yang sudah tidak asing namanya di kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Menerjemah merupakan keahlian tersendiri, lanjut beliau dengan mengutarakan sebuah kalimat bahwa kitab yang tipispun yang hanya mempunyai jumlah halaman sedikit belum tentu bisa cepat dalam menerjemahkanya. Seperti kitab-kitab sastra, kitab-kitab jawa murni dan lain sebagianya.
Akan tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa seruwet apapun menerjemah akan menjadi bidang dan bakat tersendiri dalam diri H.Taufiqurrahman, Beliau menekuni keahlian tersebut berawal dari hoby yang sudah Nampak sejak di bangku pesantren, Tapi pada umumnya di kalangan pesantren menerjemah dengan menggunakan metode harfiah yaitu mubasyaroh atau di sebut juga dengan fauriyah yang berarti menerjemahkan dengan langsung mengambil dari arti kalimat tersebut, Hal itu menjadi Metode atau langkah yang pertama yang di gunakan oleh beliau dalam menerjemahkan suatu teks atau kitab, Metode yang kedua yaitu dengan menggunakan metode tertulis, baik sendiri maupun kelompok,  harus tertulis karena menerjemah biasanya ialah proses memahami terhadap konteks, dan tujuan menerjemah ialah ifham dan tafsir, sehingga membutuhkan pemahaman yang baik dalam membedakan kata yang sulit atau tidak penting, Sehingga dalam menerjemah kata-kata sulit dan tidak penting tersebut boleh di buang, guna untuk mempermudah bahasa yang akan di pahami oleh penulis, kecuali kata-kata yang mengandung pemahaman dan pesan dari penulis.
Termasuk Musykilah yang sering di alami oleh penerjemah ialah jika menemukan kata yang bisa di artikan ke beberapa makna, Pemilihan istilah, seperti contohnya dalam mengartikan kata  (ujroh), yang mana jika di cari di kamus bahasa Indonesia mempunyai banyak arti yaitu bisa di artikan balesan, upah, ganjaran dsb sehingga memecahkan suatu problem butuh proses yang panjang dan kebiasaan.
Adapun Langkah yang ketiga yang di terapkan dalam menerjemah ialah melakukan editing, yaitu mengatur kembali setelah hasil terjemahan menjadi sesuai dengan isi kitab atau teks yang di terjemahkan. Hasil terjemahan ialah merupakan karya mandiri, tidak di ikat dengan keaslian.
Judul dari sebuah kitab juga harus di terjemahkan dengan baik, dengan memiliki prospek pasar, dalam menerjemahkan ke dalam bahasa di butuhkan kamus-kamus yang sesuai, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dengan menggunakan cara on line, karena kadang untuk mencari ma’na dari satu kata saja membutuhkan waktu 2-3 hari, dan biasanya seorang penerjemah jika menerjemahkan dengan niatan sendiri akan lebih semangat.
Dalam menerjemah di perbolehkan adanya penambahan dan pengurangan, seperti bahasa-bahsa sastra perlu juga di tambahkan untuk memperindah ma’na, akan tetapi menerjemah sastrawi ialah cenderung lebih bebas dan lebih sukar, hal lain yang perlu juga di lakukan oleh penerjemah ialah dengan cara membandingkan dengan hasil terjemahan karya orang lain.
Sedangkan langkah selanjutnya ialah mempublikasikan hasil karya lewat suatu percetakan, Hal ini membutuhkan Relasi tertentu untuk mengantar hasil karya tersebut, bisa di awali dengan memperbanyak kenalan dan teman yang bisa membantu mengantar hasil terjemahan ke suatu percetakan.

Sepintas khayalku


Kadang aq merasa merubah dunia itu bisa asal semuanya ada.
Tapi,,,bahkan menggeser sedikit pun aq tak kuasa,
Kadang aq berpikir dunia dan isinya memang hanya khayalan semata
yang begitu mudah akan aq pertahankan semua yang ku anggap tak rasional
dan ku anggap tiada guna..
Ternyata !?!? aq tak lebih dari manusia dusta..
Segembok niat dan tujuan baik ku mulai aq genggam rapat-rapat, setiap waktu aq pahat, berusaha melaksanakanyadengan giat, dan..
Akhirnya aq tau jawaban dari niatku itu,
aq tak lain hanyalah manusia biasa..
Jauh dari kesempurnaan dan usaha do’a yg harus selalu dan selalu..

STUDY CLUB BAHASA DAN SASTRA ARAB


Lebih dari 8 bulan rutinitas belajar bersama yang di gadang oleh MHJ BSA terlaksana secara tertib, kegiatan yang mengkaji tata bahasa arab grammar ini dilaksanakan rutin setiap hari selasa malam tepatnya pukul 20.00 sampai 21.00. Dengan waktu yang sesingkat itu tidak mengurangi semangat mahasiswa jurusan bahasa dan sastra arab UIN maliki malang untuk terus berkembang, kegiatan ini di ikuti secara antusias oleh mahasiswa dari jurusan itu sendiri, terutama mahasiswa angkatan 2011 atau mahasiswa angkatan baru. Tidak semua mahasiswa jurusan bahasa menguasai bidang bahasa, itulah ungkapan dari  salah satu mahasiswa yang menjadi faktor utama adanya belajar bareng yang biasanya di sebut dengan “bahtsul qowaid”, lebih dari itu terbiasa mengasah apa yang sudah diketahui dan di fahami akan lebih memperkuat ingatan dan mempermudah kita dalam memahami hal yang baru. Itulah sebabnya devisi pengembanagn bahasa “tarqiyatul lughoh”  HMJ BSA mendapat motifasi tersendiri untuk melestarikan kegiatan tersebut.
Pada pertemuan pertama di awali dengan perkenalan dan menyatukan visi misi dari masing-masing mahasisiwa, yakni target dan materi yang akan di pelajari selama kurang lebih satu tahun, sehingga pada pertemuan kedua di bagikanlah silabus pembelajaran yang di buat oleh pengurus HMJ berdasarkan kurikulum jurusan Bahasa dan Sastra Arab, yakni meliputi materi nahwu dasar, seperti jumlah ismiyah dan fi’liyah, awamil nawasikh, tawabi’ dan beberapa materi shorof sebagai penunjang.
Sedangkan sistem pembelajaranya ialah dengan model tutorial dengan mengundang pemateri yang berkompeten di bidang grammar arab di selai dengan kegiatan munaqosyah, yakni di tentukan  minggu untuk tutorial dan minggu selanjutnya ialah untuk diskusi sebagai wadah untuk mereview materi yang telah di sampaikan dan menemukan sekaligus memecahkan masalah-masalah baru. Materi yang di sampaikan oleh Ustadz Luthfi Aminullah, murobby MSAA sekaligus juga alumni jurusan Bahasa dan Sastra Arab tersebut cukup membantu mahasiswa dalam menganalisis dunia kebahasaan. Terlepas dari itu mahasiswa aktif juga sering menanyakan hal-hal yang di temukan di luar pembahasan melalui alat komunikasi, sms, telephon dan melalui  beberapa jejaring internet, itu salah satu dampak positif dari adanya Bahtsul qowaid.
Harapan besar dari pengurus HMJ BSA khususnya dari devisi tarqiyatul lughoh semoga kegiatan belajar dan diskusi ini dapat bermanfa’at dan tetap terjaga sampai kapanpun, karena mencari ilmu tidak pandang waktu dan usia, itulah motto yang di sampaikan oleh CO devisi tarqiyatul lughoh.

Kamis, 08 Maret 2012

Aku Untukmu:-)

Semilir sayangmu membasahi lamunanku
Aku tau ikhlasmu itu
Aku pun tiada berdaya selain cintamu
Biarkan aku menikmati duniaku
Karena aku tak tau itu
Sebab semua yang tak menentu
Akan terasa hampa tanpamu
Dan hanya satu pintaku pada MU..
Kirimkan padaku malaikat MU..
Biar menjadi kawan hidupku
Anganku, jiwaku, tujuanku untukmu
Bahagiamu selalu
Baik-baik karena aku untukmu
untukmu dan jiwaku.. Motifasiku:-)

Which one is the more important Grammar or speaking?


Bahasa ialah sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (language is a system of arbitray vocal symbol by means of which a social group cooperates) itulah definisi bahasa yang terungkap dalam buku (Bloch and Trager).
Belajar Bahasa banyak menimbulkan kontraversi di kalangan pelajar dan peminat bahasa. Bahasa merupakan hal yang biasa dan mudah di pelajari sekaligus di terapkan, karena seperti halnya definisi di atas bahasa ialah sebagai sarana berkomunikasi, hal tersebut menurut mereka yang sudah menekuni di bidang bahasa, tapi lain pula dengan sekelompok orang yang lebih dominan di bidang logika daripada sosial, tentunya bahasa merupakan hal yang butuh pembelajaran yang continue, belum lagi di bingungkan dengan susunan grammar atau kaidah yang membuat bahasa tersendat dan sulit untuk di praktekkan.
Memang kadang hal itu menjadikan dilema tersendiri bagi pemula, antara tuntutan dan rasa takut salah, namun siapa yang tidak pengen mempelajari sekaligus mempraktekkan dengan benar? Akan tetapi akan terasa berat pula jika pemula di tuntut untuk bisa kedua-duanya, problematika tersebut dapat di selesaikan dengan beberapa metode yang insyaAllah akan membantu menguasai 2 hal pokok.
Bagi yang sudah punya bekal bahasa di bidang grammar, baik kaidah dalam bahasa inggris maupun arab, dalam situasi yang berbeda mereka akan lebih memilih menggunakan bahasa dengan menulis ketimbang mengkomunikasikan dengan lisan, karena dalam benak orang tersebut akan terfikirkan beberapa kaidah bahasa yang menjadi aturan dalam menggunakan bahasa tersebut, mengucapkan kalimat termudah pun akan di rasa sulit dan kaku jika tidak di sertai pemaksaan yang luar biasa.
Sedangkan bagi yang mempunyai bekal awal di bidang speaking, maka grammar atau aturan berbahasa akan menjadi boomerang tersendiri bagi mereka, akan terasa sulit juga kalimat yang sudah sering di ucapkan dan menjadi kebiasaan harus di ganti dikarenakan kesalahan kaidah dalam kalimat tersebut.
Akan tetapi akankah kita mempelajari keduanya secara bersamaan untuk menjadi linguist yang sejati? Sanggupkah kita menguasai keduanya? Why not? Kita bisa memulai dengan hal yang fundamental beberapa hal yang perlu di perhatikan. Setidaknya belajar grammar di awal akan terasa meringankan daripada harus belajar secara bersamaan dengan memahami suatu kalam, karena kalam ialah suatu pembiasaan, lebih-lebih jika lingkungan kita mendukung untuk membiasakan komunikasi berbahasa pasti akan terasa ringan untuk di terapkan. Tinggal bagaimana kemauan yang ada pada diri kita untuk berusaha bisa. Namun tidak semudah itu yang di bayangkan, kadang proses menuju sempurnanya kalam tersebut menggoyahkan dan merubah kaidah yang sudah kita fahami terlebih dahulu sehingga kalam yang di gunakan pun akan menyalahi aturan dan tak seindah ketika di tuliskan.
Diantaranya 5 langkah sukses mewujudkan keseimbangan antara penguasaan grammar and speaking:
1-      Punya keinginan untuk bisa
2-      Memahami grammar walau dasar dan tidak terlalu jauh.
3-      Menerapkan dalam vocab/ mufrodat  dari yang paling mudah.
4-      Continue dalam keseharian .
5-      Lebih sering berinteraksi dengan komunitas pengguna bahasa.

Jangan takut mencoba dan Semoga bisa bermanfa’atJ

Sabtu, 25 Februari 2012

Langkah Awal Menuju perubahan Sastra


Terdapat banyak perbedaan definisi yang dikemukan oleh para ahli sastra Arab. Akan tetapi, perbedaan ini hanyak terletak bahasa penyampaiannya saja. Namun, mengenai hakikat sebuah prosa mereka memiliki pendapat yang sama, seperti yang dikemukakan di bawah ini :

والنثر : فهو ما ليس بشعر من الكلام المصقول المنمق, فهو لايتقيد بوزن ولا قافية

"Prosa adalah ungkapan atau tulisan yang tidak sama dengan Syi'r, ia tidak terkait dengan wazan atau qafiyah"

Sebagian para ahli sastra Arab berpendapat bahwa timbulnya natsr lebih dahulu daripada timbulnya syi'r, sebab prosa tidak terikat oleh sajak dan irama. Prosa itu bebas bagaikan derasnya air. Sedangkan timbulnya syi'r sangat erat hubungannya dengan kemajuan manusia dalam cara berpikir. Sehingga mereka berpendapat bahwa manusia baru dapat mengenal bentuk-bentuk syi'r setelah mencapai kemajuan dalam bidang bahasa. Terdapat dua jenis natsr yaitu natsr ghair fanni dan natsr fanni.natsr ghair fanni adalah ungkapan prosa yang keluar dari lisan mereka baik ketika terjadinya percakapan maupun ketika melakukan orasi (khutbah), yang mereka lakukan secara spontan. Sedangkan natsr fanni adalah prosa yang diungkapkan dengan keindahan nilai-nilai sastra yang membekas ke dalam jiwa dan perasan.
Secara umum natsr Jahiliyyah terbagi ke dalam beberapa jenis diantaranya : al-Khutbah, al-Wasiyat, al-Hikmah, al-Matsal (Amtsal), dan ada juga ahli sastra Arab memasukan Saj'u Khuhan (mantera dukun) ke dalam pembagian jenis prosa Arab Jahiliyyyah.
Adapun karakteristik yang dimiliki Natsr Jahiliyyah antara lain kalimat yang digunakan ringkas, lafaznya jelas, memiliki kedalaman makna, bersajak (mengakhiri setiap kalimat dengan huruf yang sama), terkadang sering dipadukan dengan syi'r, amtsal dan yang lainnya.